SMM, 20 Desember:
Baru-baru ini, pasar bijih nikel global mengalami beberapa perubahan signifikan, terutama di Indonesia dan Filipina, di mana dinamika industri di dua negara produsen bijih nikel utama ini menarik perhatian besar.
Pertama, harga patokan bulanan bijih nikel laterit perdagangan domestik Indonesia mengalami sedikit penurunan pada Januari 2025, turun sekitar 1,03% dibandingkan bulan sebelumnya, Desember 2024. Tren ini terutama dipengaruhi oleh kinerja lemah harga nikel di LME. Selain itu, meskipun harga premium bijih nikel laterit perdagangan domestik Indonesia tetap berada di kisaran $15-$16/wmt, sebagian kecil bijih nikel kelas menengah atau tidak murni mulai diperdagangkan pada harga lebih rendah $14/wmt. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan permintaan untuk bijih nikel dengan berbagai kelas di pasar dan mengindikasikan bahwa harga CIF bijih nikel laterit perdagangan domestik Indonesia pada Januari mungkin mengalami fluktuasi kecil.
Perlu dicatat, media asing melaporkan kemarin bahwa pemerintah Indonesia sedang mempertimbangkan pengurangan signifikan kuota penambangan bijih nikel untuk mendukung harga pasar logam tersebut. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral diperkirakan akan menurunkan kuota penambangan tahun depan menjadi 150 juta mt, penurunan tajam dari 272 juta mt tahun ini. Menurut pemahaman SMM, informasi ini saat ini belum terverifikasi. Namun, SMM akan terus memantau pembaruan terkait kuota RKAB dan perubahan sisi pasokan terkait bijih nikel laterit perdagangan domestik Indonesia. Selain itu, terkait perhatian tinggi pasar terhadap kemungkinan adanya prosedur administratif tambahan untuk transisi kuota RKAB pada pergantian tahun ini dan tahun depan, umpan balik dari beberapa penambang menunjukkan bahwa laporan aplikasi resmi untuk penggunaan kuota mungkin perlu diajukan ke pemerintah melalui sistem MOS mulai 1 Januari tahun depan.
Sementara itu, pasar bijih nikel Filipina juga menunjukkan perubahan halus. Baru-baru ini, harga FOB dan CIF bijih nikel laterit Filipina sedikit melemah. Penyesuaian ini terutama disebabkan oleh penurunan signifikan volume pengiriman aktual yang tersedia untuk dimuat selama bulan tersebut, yang mengurangi tekanan pengiriman dan selanjutnya menyebabkan penurunan tarif angkutan laut. Selain itu, harga FOB bijih nikel laterit kelas menengah dari tambang utara telah turun, dengan bijih nikel laterit kadar 1,3% sekarang diperdagangkan pada $28/wmt. Tanda-tanda ini menunjukkan bahwa pasar bijih nikel Filipina menghadapi tekanan penurunan tertentu.
Ke depan, pasokan bijih nikel Filipina diperkirakan tetap rendah pada Januari, dan tambang kemungkinan akan mempertahankan strategi penetapan harga yang kuat. Oleh karena itu, harga FOB diperkirakan akan menunjukkan beberapa fluktuasi dalam waktu dekat.
Sebagai kesimpulan, sebagai pemasok utama bijih nikel global, fluktuasi harga pasar dan perubahan kebijakan di Indonesia dan Filipina akan memiliki dampak mendalam pada industri nikel global. Para pelaku industri harus memantau dinamika pasar secara cermat dan menyesuaikan strategi mereka dengan cepat untuk menghadapi tantangan dan peluang pasar yang potensial.