Berdasarkan negara, pada Oktober 2024, Tiongkok mengimpor 32,900 mt anoda tembaga dari Zambia, yang menyumbang 54,44% dari total impor, turun 0,09% MoM dan 26,75% YoY. Impor dari Chili sebesar 5,500 mt, menyumbang 9,13%, turun 50,44% MoM dan 53,41% YoY. Impor dari Pakistan sebesar 5,100 mt, menyumbang 8,47%, naik 58,27% MoM dan 57,56% YoY.
Penurunan impor anoda tembaga Tiongkok pada Oktober disebabkan oleh berkurangnya pasokan dari Afrika dan Amerika Selatan. Hal ini sebagian disebabkan oleh kendala logistik di Afrika dan penurunan produksi tembaga di Chili. Dengan pasokan bijih tembaga yang ketat tahun ini, pasokan anoda tembaga dari luar negeri juga sangat terbatas. Hal ini mendorong pabrik peleburan untuk secara aktif mencari anoda tembaga yang terbuat dari skrap. Akibatnya, impor anoda tembaga dari negara-negara Asia seperti Pakistan, UEA, dan Thailand meningkat.
SMM memperkirakan total impor anoda tembaga untuk 2024 sekitar 900,000 mt, turun sekitar 100,000 mt YoY. Pada 2025, proyek peleburan tembaga Komoa-Kakula diharapkan mulai beroperasi, meningkatkan impor anoda tembaga. Namun, dari perspektif kandungan tembaga, ini pada dasarnya mewakili pergeseran dalam konsentrat tembaga. Di bawah permintaan tinggi, pasar anoda tembaga diperkirakan tetap ketat.