Asosiasi Aluminium India (AAI) menyambut baik keputusan pemerintah India untuk memberlakukan bea anti-dumping pada bingkai aluminium anodisasi dari Tiongkok yang digunakan dalam komponen surya. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat industri aluminium domestik dengan membatasi impor berbiaya rendah, meningkatkan peluang pasar bagi produsen lokal, dan mendorong kemandirian dalam sektor ini.
Sumber Gambar: Wikipedia
Untuk memperkuat industri aluminium domestik, pemerintah India telah memperkenalkan bea anti-dumping pada bingkai aluminium anodisasi yang digunakan dalam panel dan modul surya yang diimpor dari Tiongkok. Asosiasi Aluminium India (AAI) mendukung langkah ini untuk meningkatkan produksi lokal, memperbaiki akses pasar, dan mendorong kemandirian dalam sektor ini.
Bea ini, yang berlaku selama lima tahun, bertujuan untuk membatasi masuknya impor berbiaya rendah yang telah menghambat pertumbuhan kapasitas manufaktur India. Sebuah pemberitahuan dari Kementerian Keuangan menyoroti dampak buruk impor Tiongkok terhadap perkembangan produsen domestik.
Perlindungan perdagangan yang lebih kuat
Menjelang anggaran 2025, industri aluminium mengadvokasi perlindungan perdagangan yang lebih kuat, termasuk peningkatan bea impor pada produk aluminium primer dan hilir dari 7,5 persen menjadi 10 persen. Industri ini juga mengusulkan bea seragam 7,5 persen pada skrap aluminium untuk membatasi masuknya impor berkualitas rendah yang merugikan produsen domestik.
Saat ini, 54 persen permintaan aluminium India dipenuhi melalui impor, yang mengakibatkan aliran keluar devisa tahunan sebesar INR 56,291 crore, setara dengan 1 persen dari total tagihan impor negara. Selama dekade terakhir, impor skrap telah melonjak, naik dari 869 ribu ton pada FY15 menjadi diproyeksikan 1,825 ribu ton pada FY25.
Sebagian besar impor aluminium India berasal dari negara-negara seperti Tiongkok, Timur Tengah, AS, dan Inggris, yang menimbulkan kekhawatiran tentang standar kualitas. Sebaliknya, negara-negara seperti AS dan Tiongkok telah memberlakukan tarif dan pembatasan yang tinggi untuk melindungi industri aluminium mereka, mengakui logam ini sebagai sumber daya strategis.
Visi optimis AAI
Meskipun ada langkah-langkah perlindungan global ini, India telah menjadi importir skrap aluminium terbesar di dunia. Para ahli industri melihat bea yang baru diperkenalkan pada komponen panel surya sebagai langkah penting menuju pasar aluminium domestik yang kompetitif dan berkelanjutan. Perwakilan dari Asosiasi Aluminium India (AAI) menyatakan optimisme tentang langkah-langkah lebih lanjut dalam anggaran mendatang untuk memperkuat produsen lokal dan sejalan dengan tujuan transisi energi global.
Dengan permintaan aluminium India yang diperkirakan mencapai 10 juta ton pada tahun 2030, kebijakan yang kuat—termasuk peningkatan bea impor dan perlindungan anti-dumping—sangat penting untuk memastikan pertumbuhan dan ketahanan jangka panjang sektor ini.