Menurut statistik SMM, pada November 2024 (30 hari), produksi aluminium luar negeri sedikit meningkat sebesar 0,4% YoY, dengan tingkat operasi rata-rata 87,7%, naik 0,1% MoM dan 1% YoY. Produksi kumulatif pada 2024 meningkat sebesar 1,0% YoY.
Pabrik peleburan aluminium Tiwai Point di Selandia Baru mengakhiri pengurangan daya dan pemotongan produksi pada bulan September dan saat ini sedang dalam proses melanjutkan produksi, dengan total kapasitas yang akan dilanjutkan sebesar 125,000 mt. Produksi penuh diharapkan akan dipulihkan pada Februari tahun depan, dan tingkat pemanfaatan kapasitas saat ini dari pabrik tersebut sekitar 75%. Selain itu, fase kedua dari proyek pabrik peleburan aluminium 250,000 mt di Indonesia mulai beroperasi pada bulan Oktober, tetapi kemajuan commissioning selanjutnya tertunda bulan ini karena faktor biaya. Hingga November 2024, skala commissioning proyek hanya 30,000 mt, dan waktu commissioning spesifik untuk kapasitas yang tersisa belum ditentukan. Total kapasitas pabrik akan mencapai 500,000 mt setelah commissioning penuh.
Ke depan, SMM memperkirakan produksi aluminium luar negeri pada Desember 2024 (31 hari) akan sedikit meningkat sebesar 0,6% YoY, dengan tingkat operasi rata-rata sekitar 87,7%, naik 0,1% MoM dan 1,1% YoY. Namun, pada 26 November 2024, Rusal mengumumkan bahwa karena lonjakan harga alumina global dan lemahnya permintaan aluminium domestik, mereka akan mengurangi produksi tahunan sebesar 6%, atau 250,000 mt per tahun. Pabrik spesifik dan jadwal untuk pemotongan produksi belum diumumkan, tetapi ini akan menjadi potensi pengurangan produksi aluminium luar negeri di masa depan.