Pada hari Senin, 26 November, Presiden terpilih AS Donald Trump menegaskan kembali rencana tarifnya di media sosial, termasuk bea 25 persen untuk semua impor dari Meksiko dan Kanada. Menurut analis Citibank, tarif pada Meksiko dan Kanada akan mempengaruhi pasar komoditas global, tetapi dampak maksimalnya akan terjadi pada aluminium dan baja.
Kanada dan Meksiko adalah dua mitra dagang paling signifikan bagi Amerika Serikat sebagai pemasok terbesar aluminium dan baja. Amerika Serikat sangat bergantung pada aluminium impor, dengan 60 persen berasal dari Kanada.
Meksiko dan Kanada juga merupakan pemasok baja yang penting bagi AS, dengan yang pertama menyumbang 15 persen dan yang terakhir menyumbang 25 persen dari total impor baja Amerika Serikat.
Selain tarif 25 persen pada Meksiko dan Kanada, Trump juga berencana memberlakukan bea tambahan 10 persen pada semua produk yang bersumber dari Tiongkok. Pada bulan September tahun ini, pemerintah AS sudah mengumumkan tarif 25 persen lebih tinggi pada aluminium, baja, baterai kendaraan listrik, dan mineral penting lainnya dari Tiongkok. Menanggapi hal ini, pemerintah Tiongkok baru-baru ini membatalkan rabat pajak ekspor pada aluminium dan tembaga, yang diperkirakan akan memperburuk hubungan perdagangan AS-Tiongkok.
Dampak pada harga aluminium dan baja
Menurut tim yang dipimpin oleh analis Citi Alexander Hacking, tarif yang direncanakan Trump, jika diterapkan, akan meningkatkan harga aluminium dan baja di seluruh Amerika Serikat. Sementara harga baja AS diperkirakan akan naik sebesar $100 hingga $150 per ton pendek, premium Midwest untuk aluminium AS di atas harga LME kemungkinan akan berlipat ganda hingga mencapai $0,50 per pon.
Serangan balasan
Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum mengatakan jika tarif Trump berlaku, Meksiko akan melakukan tindakan balasan yang akan lebih parah mempengaruhi ekonomi. Menurut Citibank, tarif balasan oleh Meksiko akan sangat merugikan Amerika Serikat karena yang terakhir adalah pengekspor baja bersih ke yang pertama.
