APNI Menyatakan Bahwa Pemerintah Indonesia Telah Menyetujui Kuota Penambangan Bijih Nikel 2025 Sebesar 298,5 Juta wmt, Analisis Dampak Jangka Pendek dan Panjang terhadap Harga Nikel
Sisi Pasokan
1. Peningkatan Pasokan: Indonesia, pemasok bijih nikel terbesar di dunia, menyumbang 63% produksi bijih nikel global. Kuota penambangan bijih nikel 2025 telah meningkat dari 271,89 juta wmt pada 2024 menjadi 298,5 juta wmt, secara langsung menyebabkan peningkatan pasokan bijih nikel global.
2. Perubahan Ekspektasi Pasar: Sebelumnya, terdapat rumor pasar bahwa Indonesia akan memangkas produksi bijih nikel menjadi 150 juta mt, tetapi kuota yang disetujui sebesar 298,5 juta wmt jauh lebih tinggi dari ekspektasi pasar. Berita ini akan mengubah ekspektasi pasar terhadap defisit pasokan, sehingga memberikan tekanan naik pada harga nikel.
3. Keberlanjutan Sumber Daya: Meskipun kuota meningkat, pemerintah Indonesia menyatakan bahwa aktivitas penambangan tetap akan dikelola melalui evaluasi kinerja dan langkah-langkah lainnya untuk mencegah habisnya sumber daya akibat eksploitasi berlebihan. Hal ini menunjukkan fokus pemerintah pada keseimbangan nikel, dan perhatian lebih lanjut diperlukan pada implementasi kebijakan spesifik.
Sisi Permintaan
1. Perlambatan Permintaan: Di tengah lingkungan ekonomi global yang menantang, permintaan hilir untuk baja tahan karat dan baterai telah tumbuh tetapi tetap lambat, sementara paduan mengalami pertumbuhan stabil. Hal ini mengakibatkan tidak adanya peningkatan permintaan yang signifikan. Ditambah dengan surplus inventaris nikel, peningkatan pasokan tidak menguntungkan bagi pertumbuhan harga nikel.
Dampak Hubungan Pasokan-Permintaan terhadap Harga Nikel
1. Dampak Jangka Pendek: Di bawah pengaruh ganda peningkatan pasokan dan pertumbuhan permintaan yang lambat, keseimbangan pasokan-permintaan di pasar nikel akan condong ke surplus pasokan. Hal ini akan memberikan tekanan naik pada harga nikel, tetapi pengelolaan penambangan oleh pemerintah Indonesia dan penyesuaian ekspektasi pasar dapat sebagian mengurangi tekanan ini.
2. Dampak Jangka Panjang: Dalam jangka panjang, strategi pemerintah Indonesia untuk menyesuaikan pasokan dan permintaan pasar dengan meningkatkan kuota dapat semakin memperburuk surplus pasar nikel global. Meskipun upaya pengelolaan sumber daya berkelanjutan Indonesia berkontribusi pada stabilitas pasokan, lemahnya permintaan dan akumulasi inventaris akan memberikan tekanan naik jangka panjang pada harga nikel.
Selain itu, perlu dicatat bahwa kuota penambangan nikel di Indonesia tahun ini—apakah benar-benar akan mencapai 298 juta wmt—masih bergantung pada verifikasi lapangan, dengan kemungkinan pemerintah memutuskan untuk meningkatkan atau memangkas produksi.