Minggu lalu, harga nikel rebound dari titik terendah.
Minggu lalu, harga nikel rebound dari titik terendah. Prakiraan makroekonomi untuk AS pada bulan September terutama berkisar pada ekspektasi pemotongan suku bunga oleh US Fed. Saat ini, kemungkinan pemotongan suku bunga cukup tinggi, tetapi sejauh mana pemotongan tersebut masih belum pasti. Secara keseluruhan, pemotongan suku bunga akan berdampak relatif positif pada ekonomi AS. Pasar nikel murni saat ini berada dalam situasi surplus, dan dengan ekspektasi melemahnya ekspor, persediaan domestik mungkin terus bertambah. Ini berarti tekanan dari sisi pasokan mungkin terus menekan harga nikel. Meskipun permintaan nikel di pasar kendaraan listrik terus tumbuh, situasi ekonomi global saat ini dan pesimisme pasar mungkin berdampak pada permintaan. Selain itu, kelemahan di pasar baja tahan karat juga akan menekan harga nikel. Indonesia, produsen utama bijih nikel global, memiliki pengaruh signifikan pada pasar nikel global melalui perubahan kebijakannya. Baru-baru ini, pasar bijih nikel Indonesia berada di bawah tekanan, dengan harga referensi September turun 5,38% MoM, mencerminkan keadaan lemah pasar bijih nikel saat ini. Ketidakstabilan lingkungan makroekonomi global, seperti perubahan kebijakan kenaikan suku bunga US Fed dan risiko resesi ekonomi di Eropa dan AS, dapat secara tidak langsung mempengaruhi harga nikel. Berdasarkan analisis di atas, kami percaya bahwa harga nikel mungkin terus berada di bawah tekanan pada bulan September. Di bawah efek gabungan dari surplus pasokan, permintaan yang lemah, dan faktor-faktor eksternal yang tidak menguntungkan, harga nikel mungkin terus ditekan. Namun, tren harga spesifik masih perlu memantau dinamika pasar dan perubahan kebijakan terkait secara ketat. Singkatnya, harga nikel kemungkinan akan berfluktuasi turun dalam jangka pendek karena tekanan fundamental, tetapi masih perlu waspada terhadap kebangkitan sentimen makro. Pertemuan US Fed yang akan datang pada 18 September harus dipantau dengan cermat.
